Sabtu, 20 September 2014

Ask TomaTo - Mindfulness Training by Plum Village

Hampir seminggu yang lalu, penulis berkesempatan mengikuti "Mindfulness Training" yang diselenggarakan oleh PUBV (Persatuan Umat Buddha Viryadhika) di Hall Kampuc C, STIE STMIK Mikroskil dari jam 10 pagi sampai jam 12.40 siang.
Awalnya niat penulis hanya ingin mendengar Dhamma Talk tapi pas sampai di hall baru nyadar ada yang berbeda terakhir baru tahu deh kalau hari ini akan ada praktik Mindfulness Training oleh saudara Hendra Lim, M.Pd yang datang jauh-jauh dari Jakarta.
Praktik Mindfulness Training ini ditemukan oleh Plum Village yang pada awalnya oleh Thay (sebutan untuk guru) dinamakan "The Art of Mindful Living".

                Hari itu dimulai dengan pembacaan paritta sambil bersikap anjali lalu dilanjutkan oleh kata pembuka dari ketua PUBV sembari menyambut saudara Hendra Lim untuk masuk ke hall. Otomatis berikutnya Saudara Hendra yang jadi pembicara utama. Penulis dan rekan praktisi yang lain kira-kira berjumlah 25 orang diminta untuk menggeser kursi hinggan membentuk 2 lingkaran kecil dan saudara Hendra duduk di antara kami. Peraturan yang dibuat oleh saudara Hendra adalah mengganti tepuk tangan dengan gerakan memutar-mutar pengelangan tangan di sisi kanan kiri telinga, hal ini untuk menjaga ketenangan selama pengajaran berlangsung, cukup logis mengingat pengalaman saudara Hendra selama di Plum Village juga begitu keadaannya, duduk dalam lingkaran lalu tidak ada suara tepuk tangan. Berikutnya peraturan kedua yang cukup menarik yaitu saat kita mendengar bunyi bel kesadaran maka apapun yang kita lakukan saat itu harus dihentikan misalnya lagi ngobrol maka harus berhenti mengobrol, kalau lagi mandi juga haru berhenti dan terdiam mengamati napas. Bentuknya lebih kurang seperti gambar di bawah ini (1 wadah yang nantinya dipukul oleh 1 pemukul).
Posisi tangan saat membunyikan bel kesadaran














Adapun cara membunyikan bell adalah sebagai berikut :

  1. Letakkan bel di telapak tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang pemukul bel. Telapak tangan harus di sekitar dada (eye level).
  2. Tarik napas dan saat menghembuskan napas, bunyikan 1/2 ketukan bel (mengetuk bel hanya dengan ringan). Saat mendengar 1/2 ketukan bel inilah kita harus menghentikan semua kegiatan kita, apapun itu.
  3. Tarik napas dan saat mengehmbuskan napas, bunyikan bel kesadaran dengan 1 ketukan. Setelah itu kita harus menghitung/mengikuti keluar masuk napas kita sebanyak 3 kali.
             Sampai disitu, saudara Hendra masih tidak mengatakan apa maksud dari "Mindfulness Training" dibarengi dengan bunyi bel kesadaran. Dia hanya mengajak kita untuk mempraktikkan kesadaran dimulai dari sisi kirinya yaitu anak laki-laki yang chubby, remaja laki-laki dan penulis. Pengalaman penulis waktu membunyikan bel kesadaran adalah cukup grogi juga, tidak mudah karena kita harus benar-benar konsentrasi.

            Kegiatan yang tak kalah menarik berikutnya adalah menyanyi lagu yang dibuat oleh Thay Plum Village yaitu Breathing In, Breathing OutHappiness is Here and Now dan I am Free. Tiga lagu yang sangat gampang untuk dinyanyikan, kata-katanya juga sederhana. Inti dari kedua lagu ini adalah "Dengan bersikap tenang, sesungguhnya kita telah melatih jiwa keBudhaan kita", "Untuk bahagia itu tidak susah kok, bisa sekarang dan saat ini juga" dan "Kita bisa merasa bebas dari tekanan/ tuntutan apapun juga asal kita mau". Sayang sekali penulis tidak mengambil teks lagunya karena waktu itu penulis datangnya on time sekali, selama acara menyanyi penulis berbagi kertas teks lagu dengan orang yang di samping penulis. Untuk lirik lagu Mindfulness Training bisa di download di sini. Untuk lirik I am Free hanya berbeda di beberapa kata di lagu I am Cloud.

            Perasaan tenang dan damai yang dirasakan oleh setiap praktisi di ruangan itu dilanjutkan dengan praktik kesadaran yang lebih lama, bisa dimanfaatkan saat kita sama sekali tidak tahu mengerjakan apa misalnya lagi di bandara menunggu pesawat, baterai Hp habis, tidak bawa powerbank dan buku juga maka oleh saudara Hendra di sarankan melakukan praktik kesadaran akan setiap bagian tubuh.
Caranya:

  • Duduk santai dengan kaki terbuka selebar bahu, kedua telapak tangan diletakkan di atas paha. Punggung jangan terlalu bersandar.
  • Pejamkan mata dan mulailah menyadari bagian tubuh kita dimulai dari : Ubun-ubun, dahi, kedua alis mata, kedua kelopak mata, mata, pipi, bibiar bagian atas, mulut, hidung, kedua telinga, leher bagian bawah, kedua pundak, sendi, kedua lengan bagian atas, kedua lengan bagian bawah, pergelangan tangan, tangan, jari-jari tangan, punggung bagian atas, punggung bagian bawah, pinggang, pinggul, paha, lutut, betis, mata kaki, kaki, dan jari-jari kaki. Ucapkan semua bagian tubuh di dalam hati sambil dirasakan bagian-bagian tubuh kita.
  • Mungkin sobat TomaTo bisa meminta orang lain untuk memandu sobat TomaTo kemudian setelah terhapal maka sobat TomaTo bisa latihan sendiri.
            Dengan alasan suhu Ac yang makin dingin maka saudara Hendra mengajak kita untuk sedikit berolahraga dimulai dari meditasi berjalan yaitu berjalan sembari menyadari gerakan langkah kaki kita, kita mempraktikkannya selama dua sesi. Pertama-tama kita dibiarkan berjalan apa adanya baru di sesi kedua diberitahu untuk berjalan dengan penuh kesadaran. Hal ini penting sekali karena kalau tidak sadar maka tubuh kita akan menjalakan yang namanya auto-pilot. Contohnya, pernah sobat TomaTo mengalami keadaan dimana lagi di jalan dan berpikir untuk singgah membeli roti sebelum pulang tapi terakhir malah sampai di rumah tanpa singgah ke toko roti, inilah yang di namakan saat kita tidak sepenuhnya sadar maka tubuh kita akan mengaktifkan auto-pilot.


           Setelah berjalan-jalan kita di ajak untuk sedikit latihan gerakan yoga atau taichi tapi dengan hitungan keluar masuknya napas. Terakhir sebelum berpisah, kita diajak makan bersama, makan dengan penuh kesadaran. Gimana sih itu? Jadi mungkin selama ini kita sama sekali tidak menikmati makanan kita, makandengan tergesa-gesa nah kali ini kita harus makan dengan cara :

  1. Dimulai dengan membunyikan bel kesadaran
  2. Saudara Hendra membacakan doa makan
  3. Ambil sesendok makanan, jangan membuka mulut kita sebelum makanan telah dekat dengan mulut.
  4. Kunyah dan taruh kembali sendok di atas piring.
  5. Saat makanan selesai dikunyah dan ditelan baru lah lanjutkan dengan sendok berikutnya.
  6. Di Plum Village kegiatan makan ini dilakukan selama 20 menit setelah itu di akhiri dengan bunyi bel kesadaran dan baru makan dengan bebas boleh sambil mengobrol.
Oke jadi itulah praktik Midnfulness Training yang penulis alami selama hampir 3 jam, batin terasa lebih tenang dan damai pastinya.
Kita bisa mengganti bunyi bel dengan bunyi yang lain misalnya bunyi bel rumah,dering telepon bahkan saat lumpu merah jadi saat mendengar bunyi bel rumah,dering telepon dan melihat lampu merah menyala kita mulai mengamati napas kita selama 3 kali untuk kesadaran dan kesabaran dalam menunggu lampu merah. Kalau di Plum Village berdasarkan pengalaman saudara Hendra, mereka memakai bunyi jam yang berdentang 15 menit sekali jadi setiap 15 menit sekali mereka mengamati napas sebanyak 3x.
Gimana sobat TomaTo? Tertarik untuk menerapkan Mindfulness Training ini?
Akhir kata, terima kasih telah membaca sampai akhir dan mohon maaf jika ada kesalahan dalam penjabaran praktik Mindfulness Training ini. Stay Mindfulness dan Stay Tune at ask.tomato.blogspot.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar