Minggu, 28 September 2014

Ask Tomato - Lebih Baik Sandal Jepit atau Flatshoes?

Hari ini, 28 September 2014 yup hari minggu di pagi hari penulis melakukan laundry alias mencuci baju yang segunung. Bukannya malas tapi mencuci sekaligus lebih menghemat air dan waktu, kasihan saudara-saudara yang bahkan untuk minum saja susah karena di tempat mereka tidak ada sumber air bersih. Kemudian penulis mengikuti ceramah tentang Karaniya Metta Sutta di Mikroskil dilanjutkan dengan menonton dvd dan terakhir jalan-jalan ke Thamrin Plaza.
Saat itu mood penulis adalah memakai sandal jepit dengan tali belakang karena penulis merasa tidak nyaman memakai sandal jepit yang tidak ada tali belakangnya.


Berbicara tentang sandal jepit mungkin tidak asing bagi warga Indonesia karena selain murah juga praktis tapi ada banyak dampak negatifnya jika dipakai dalam jangka waktu yang lama karena sandal jepit yang murahan hanyalah sekedar alas kaki yang tidak di sarankan untuk dipakai dalam perjalanan jauh. Sandal jepit biasa hanya berbentuk datar untuk permukaan kaki kita sedangkan aslinya telapak kaki kita berbentuk melengkung seperti menara Pisa.

Oke, penulis tidak akan berbicara lebih jauh tentang sisi negatifnya memakai sandal jepit untuk kesehatan. Balik ke keinginan penulis yang menghabiskan minggu sore dengan jalan-jalan ke Thamrin Plaza, awalnya karena ingin makan es krim Rum Raisin-nya City Ice Cream. Awal mula penulis tahu es krim rasa rum raisin adalah dari teman penulis yang rekomend untuk wajib dicoba dan benar saja penulis sampai sekarang masih suka selain rasa pisang tentunya dan sayangnya City Ice Cream tidak membuat rasa pisang lagi padahal tahun lalu masih ada. Oh iya kalau mau makan ice cream di Thamrin Plaza untuk take away baik dalam cone, cup maupun box memang lebih baik ke City Ice Cream (lantai 7) saja karena harga lebih murah daripada Fountain (lantai 6 sebelah Timezone). Untuk cone di City Ice Cream harganya Rp 6.000 sedangkan di Fountain Rp 8.000, hanya dengan naik eskalator 1 lantai sudah bisa hemat 2 ribu Rupiah, lumayan kan.

Sebelum membeli es krim, penulis mampir di Planet Sports di lantai 5 terlebih dahulu karena ada Door Buster Sale, I don't really understand the meaning but there is still Sale word in it. Haha.. Dari kemarin memang ingin membeli kaos kaki karena terakhir penulis membeli kaos kaki di Pasar Rame baru dipakai seminggu sudah koyak sana sini. Dan akhirnya memang ada sale untuk kaos kakinya, penulis memilih kaos kaki Airwalk, 3 pasang seharga Rp 55.000 yah memang lebih mahal daripada di Pasar Rame tapi setidaknya penulis berharap kualitasnya lebih bagus. Setelah dapat kaos kaki, penulis melihat-lihat ke baju sportsnya ada 1 celana training yang menarik perhatian penulis tapi tidak jadi beli karena masih tergolong mahal dan celana olahraga penulis masih bisa dipakai. Di sebelah pakaian olahraga ada banyak sepatu-sepatu di pajang yang katanya diskon up to 50% tapi setelah melihat harga normalnya yang rata-rata Rp 300.000 - Rp 1.000.000 penulis malah terheran karena di toko sports yang di sebelah Atm Center harga sepatunya tidak sampai semahal itu, entah memang harganya sudah di mark up sebelum diskon atau apa, who knows.

Selesai membayar kaos kaki, penulis langsung menuju lantai 7 untuk membeli es krim dan setelah itu melihat-lihat ke bioskop ada film apa yang tayang hari ini dan sialnya saat akan turun, kaki penulis membentur sesuatu yang entah apa itu yang jelas menyebabkan tali sandal penulis putus. Cukup panik tapi mau gimana lagi, rencana melihat-lihat diskon di Matahari pupus sudah karena penulis harus memakai lift dengan keadaan alas kaki yang tidak fit. Sampai di lantai 1 di bagian luar gedung, penulis merasa sudah cukup kewalahan dengan berjalan di atas aspal dan tanpa pikir panjang penulis langsung membuka kedua sandal dan berjalan tanpa alas kaki.

Malu? Tidak juga mungkin mental penulis telah terlatih selama di gembleng waktu ospek di Mikroskil dan tadi pagi telah menerima ceramah sedikit tentang Karaniya Metta Sutta (ada lagunya loh, silahkan download mp3nya versi Pali sebenarnya ada versi Bahasa Indonesianya karena sewaktu ceramah diputar yang bahasa Indonesia tapi saat itu di copy dari laptop Bhante) yang intinya untuk bahagia itu sederhana, dimulai dari kita sendiri lalu ke keluarga kita, dalam segala tindak tanduk kita haruslah tidak membebani orang lain misalnya selesai makan di restoran, bantulah oelayannya dengan menumpuk piring-piring kita sehingga nanti tinggal di angkat. Untuk kisah awal mula digunakannya Karaniya Metta Sutta bisa dibaca di sini. Jadi penulis memang berjalan pulang tanpa alas kaki dari Thamrin Plaza hingga ke rumah, hitung-hitung refleksi kaki juga. Penulis hanya fokus berjalan tanpa mempedulikan tatapan orang ya kebanyakan sih tidak memperhatikan bahkan penulis sempat singgah untuk membeli ikan goreng.
Sepertinya penulis sudah 3x mengalami kejadian harus berjalan kaki ayam karena sandal yang putus dan itulah mengapa penulis lebih suka flat shoes karena kalau flat shoes rusak, biasanya taoaknya sudah tipis kemudian bolong atau patah di bagian tengah karena di bawa lari setidaknya tidak akan rusak hingga menyebabkan kita pulang dengan kaki ayam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar